Tuesday, September 23, 2008

Di Jalur Sumatera, Teroris Bayangi Pemudik, Waspadai Jalan Sepi

Bagi masyarakat yang mudik Lebaran ke Sumatera, harus berhati-hati. Menurut Polres Cilegon sedikitnya ada 22 titik rawan kejahatan di Pelabuhan Penyeberangan Merak dan sabotase teroris juga harus diwaspadai pemudik.
“Ke-22 titik rawan itu adalah di tol gate, gang way, jalur penumpang, lahan parkir, stasiun KA, terminal, loket tiket, dan timbangan,” kata Kapolres Cilegon AKBP Drs Dwi Gunawan di kantornya, Kamis (11/9). Tindak kejahatan yang biasa terjadi di pelabuhan terpadat se-Pulau Jawa itu diantaranya curat (pencurian dan pemberatan), curas (pencurian dengan kekerasan), dan penganiayaan.
Upaya mencegah terjadinya aksi kejahatan, polres menyiapkan 380 personil polisi yang ditempatkan pada titik-titik rawan kejahatan itu. “Kita akan berusaha semaksimal mungkin mengamankan kegiatan masyarakat saat mudik Lebaran Oktober nanti,” ujar Dwi.
Kapolres juga menerangkan tidak menutup kemungkinan adanya aksi sabotase oleh kelompok teroris. Upaya mengamankan dan mencegah gerakan teroris, Polres Cilegon menambah 1 SSK personil Brimob dan Samapta Polda Banten.
“BKO (bantuan, Red) satu SSK dari Tim Gegana dan Jihandak Satbrimobda nantinya menangani aksi sabotase kalau sampai itu terjadi,” imbuhnya.
Jalur macet
Berdasarkan pemantauan wartawan di ruas Jalan Tol Tangerang-Merak, di sejumlah lokasi belum bisa mulus dilintasi kendaraan pemudik Jawa-Sumatera. Ada sejumlah ruas tol yang masih diperbaiki dan kemungkinannya tak selesai sebelum Lebaran.
Kerusakan ruas tol itu terdapat menjelang pintu Tol Cikupa dari arah Tangerang, selepas Pintu Tol Cikupa, dan terdapat beberapa titik ruas menuju Serang dan Merak.
Hal sama terjadi di ruas sebaliknya dari Serang menuju Tangerang sampai kawasan Bitung, Tangerang. Saat ini, banyak kendaraan kecil maupun truk tronton harus antre masuk jalur alternatif di bahu jalan tol atau di sebagian ruas tol karena adanya perbaikan tol itu. Pengendara harus berhati.
Kepala Dishub Banten Harry Purwanto mengingatkan pihaknya sudah meminta pihak pengelola tol agar cepat merampungkan perbaikan. “Tanggal 15 September mudah-mudahan tak ada lagi perbaikan.”
Rawan kejahatan
Selepas dari Pelabuhan Merak tiba di Pelabuhan Bakauheni, ancaman kejahatan juga mengintai pemudik. Di wilayah Lampung, lokasi rawan kejahatan antara lain Pelabuhan Bakauheni, sepanjang jalan dari pelabuhan menuju Terminal Panjang dan Terminal Rajabasa.
Waspadai jalan sepi
Pantauan wartawan sepanjang jalur Bakauheni-Bandar Lampung, memasuki wilayah Kalianda penjahat mengintai, mulai dari bajing loncat, perampok, penodong hingga begal motor. Jalur jalan yang sepi dan gelap membuat penjahat gampang bersembunyi.
Pengendara baik sepeda motor maupun mobil lebih baik tidak berhenti di jalur ini, kecuali di tempat peristirahatan atau di restoran. Begitupula memasuki Lampung, daerah Panjang dan Terminal Rajabasa rawan copet.
Begitupula dari arah Bandar Lampung menuju jalur lintas Sumatera, banyak lokasi rawan yang harus diwaspadai mulai dari wilayah Natar, Tegineneng, Lampung Utara, hingga memasuki wilayah Sumatera Selatan, yakni Baturaja, Ogan Komring Ilir, hingga Palembang.
Jalur lintas timur yang sepi ancaman kejahatan juga mengintai. Lokasi gelap di jalur yang baru dibuka ini sering jadi lokasi kejahatan dimana begak motor dan perampok kerap beraksi.
Lintas sumatera
Untuk menciptakan kenyamanan pemudik berlalulintas di Sumatera, Ditjen Bina Mitra Pemprov Lampung sejak Kamis (11/9) mulai mempersiapkan jalur alternatif guna menghindari kemacetan sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
Jalur Alternatif itu, kata Dirjen Bina Mitra Hermanto Dardak, adalah Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim) dari Pelabuhan Bakauheni menuju Ketapang, Lampung Selatan. Kemudian melalui Labuhan Maringgai, Lampung Timur hingga ke Bujungtenuk, Tulang Bawang.
Ditambahkan, sepanjang Jalinpantim di Kecamatan Ketapang hingga kini masih dalam proses pembangunan sepanjang 2 Km melintasi tiga desa, yakni Desa Ketapang, Desa Legundi dan Desa Tridharmayoga.
Aktifitas pembangunan jalan akan dihentikan pada H-10 atau pada 20 September dan mulai dipasang rambu-rambu, tetapi tetap bisa menyebabkan kemacetan karena belum selesainya proyek.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Drs Lukas Arry Dwiko Utomo didampingi Kasatlantas Iptu Ricco SH MH mengatakan pihaknya sudah menginventarisir kegiatan pembangunan jalan yang berada di Jalinpantim dan Jalan Lintas Sumatera Jalinsum.
“Jika pada H-7 angkutan mudik Lebaran nanti pembangunan jalan masih berlanjut, kami minta ketegasan dari pimpro agar jangan sampai lepas tangan jika pembangunan belum selesai,” tegas kapolres.
Jalur alternatif
Sementara itu, jalur darat Lintas Timur Sumsel mulai dari perbatasan Provinsi Lampung hingga Jambi tetap menjadi jalur alternatif arus mudik lebaran Jawa-Sumatera karena jarak tempuhnya lebih singkat, dibandingkan harus lewat lintas tengah atau barat.
Namun ruas jalan itu berlubang-lubang di beberapa titik di Menggala, dan Tulang Bawang. Lalu kerusakan jalan pun terdapat di Kayuagung, Kabupaten Oki, Sumsel, di Lubuk Seberuk, kawasan Betung Banyu Asin, jalannya sempit dan berlobang.
Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Ir H Sarimuda MT mengatakan pihaknya menjamin keamanan angkutan Lebaran tahun ini, termasuk ketersediaan kendaraan arus mudik dan balik.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Jodi Heriyadi mengutarakan pihaknya sudah menyiapkan personil khusus dan bergerak di titik rawan bekerjasama dengan Polres-Polres yang ada, sehingga masyarakat pemudik lebih aman di perjalanan

No comments: